Surat Fussilat: ayat 9 - ۞ قل أئنكم لتكفرون بالذي... - Indonesia

Tafsir Ayat 9, Surat Fussilat

۞ قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَرْضَ فِى يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُۥٓ أَندَادًا ۚ ذَٰلِكَ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Indonesia Terjemahan

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".

Transliterasi Bahasa Inggris

Qul ainnakum latakfuroona biallathee khalaqa alarda fee yawmayni watajAAaloona lahu andadan thalika rabbu alAAalameena

Tafsir Ayat 9

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menanyakan kepada orang-orang musyrik Mekah kenapa mereka mengingkari Allah yang telah menciptakan bumi dalam dua hari. Kenapa mereka menyembah tuhan-tuhan yang lain di samping menyembah Allah? Padahal Allah Maha Suci dari segala sesuatu. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menjadikan bumi pada ayat ini ialah menciptakan wujudnya, dan yang dimaksud dengan "hari atau masa" dalam ayat ini ialah waktu, karena hari dan malam belum ada di saat langit dan bumi diciptakan. Makna pembentukan bumi dalam waktu dua hari, dapat ditafsirkan secara ilmiah bahwa pembentukan bumi ini terjadi pada dua periode atau dua masa. Hari pertama adalah masa ketika sekitar 4,6 miliar yang lampau, awan debu dan gas yang mengapung di ruang angkasa mulai mengecil (lihat penjelasan dalam al-A.'raf/7: 54 tentang pembentukan langit dan bumi dalam enam masa). Materi pada pusat awan itu mengumpul menjadi matahari dan sisa gas dan debunya memipih berbentuk cakram di sekitar matahari. Kemudian butir-butir debu dalam awan itu saling melekat dan membentuk planetisimal yang kemudian saling bertabrakan membentuk planet, di antaranya adalah bumi. Hari kedua diawali ketika proses pemanasan akibat peluruhan radioaktif menyebabkan proto bumi meleleh, dan bahan-bahan yang berat seperti besi tenggelam ke pusat bumi sedangkan yang ringan seperti air dan karbondioksida beralih ke luar. Planet bumi kemudian mendingin dan sekitar 2,5 miliar tahun yang lampau bumi terlihat seperti apa yang kita lihat sekarang ini. Pertanyaan yang disampaikan kepada orang-orang musyrik pada ayat ini, tidak bermaksud untuk bertanya, tetapi untuk mencela perbuatan mereka menyembah berhala. Seakan-akan dikatakan kepada mereka bahwa bukankah mereka telah mengetahui dengan pasti bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu terbuat dari batu yang tidak dapat berbuat sesuatu pun, bahkan berhala itu mereka sendiri yang membuatnya, mengapa mereka sembah yang demikian itu. Jika mereka mau menghambakan diri, maka hambakanlah kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan yang menentukan segala sesuatu. Tuhan yang berhak mereka sembah ialah Allah yang menciptakan, menguasai, mengatur, memelihara kelangsungan adanya, dan yang menentukan akhir kesudahan semesta alam ini, bukan berhala yang mereka sembah itu.

Penggambaran sikap orang-orang musyrik Mekah yang memper-sekutukan Allah dan menolak keniscayaan hari Kiamat merupakan sikap yang tidak pantas untuk dilakukan terhadap Sang Pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad diperintahkan untuk memberikan peringatan keras terhadap orang-orang musyrik Mekah itu dan orang-orang yang bersikap sama dengan mereka. Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Pantaskah kamu ingkar kepada Allah, Tuhan yang menciptakan planet bumi dalam dua masa, dan pada waktu yang sama kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Allah Yang Maha Esa itulah Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam.”

Katakan, wahai Rasulullah, kepada orang-orang musyrik, "Mengherankan sekali kalian ini! Kalian mengingkari Allah yang menciptakan bumi dalam waktu dua hari. Bersamaan dengan itu, kalian juga menyekutukan-Nya dengan hal-hal yang kalian anggap menyamai-Nya. Pencipta bumi itu adalah Penguasa dan Pemelihara alam semesta. "(1). (1) Satuan hari dalam al-Qur'ân yang kadang-kadang disebut dalam bentuk tunggal (yawm), dual (yawmayn) dan jamak (ayyâm), seperti dapat kita lihat pada Q., s. al-Hajj: 47, al-Sajdah: 5 dan al-Ma'ârij: 4, mengisyaratkan bahwa dimensi waktu bersifat nisbi. Satuan-satuan waktu yang digunakan oleh manusia bertalian dengan rotasi dan revolusi bumi. Dengan demikian, apabila seseorang meninggalkan bumi menuju planet lain, maka panjang dan pendek satuan-satuan itu di masing-masing planet akan berbeda. Ayat ini menunjukkan fakta-fakta ilmiah ini, yaitu bahwa waktu adalah nisbi. Dari situ, kita mengenal adanya beberapa tahun yang relatif berbeda-beda. Tahun matahari, umpamanya, bagi bumi dihitung dengan lamanya waktu yang ditempuh oleh bumi dalam berevolusi mengelilingi matahari, yaitu lebih kurang 365 hari. Sedangkan bagi planet-planet yang lebih dekat ke matahari, seperti Merkurius, putaran di sekeliling matahari hanya memakan waktu 88 hari saja. Sebaliknya Pluto, planet yang paling jauh dan paling lambat, menempuh putarannya dalam 250 tahun bumi.

(Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian) kedua huruf Hamzah pada lafal A-innakum dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari) yaitu hari Ahad dan hari Senin (dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya") tandingan-tandingan bagi-Nya. (Yang bersifat demikian itulah Rabb) yakni pemilik (semesta alam) lafal Al-Aalamiina adalah bentuk jamak dari lafal Aalamun, maksudnya adalah segala sesuatu yang selain Allah. Kemudian dijamakkan mengingat jenisnya yang bermacam-macam, dan jamak di sini memakai Ya dan Nun karena memprioritaskan makhluk yang berakal.
Ayat 9 - Surat Fussilat: (۞ قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ۚ ذلك رب العالمين...) - Indonesia