Surat Al Israa: ayat 7 - إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم ۖ... - Indonesia

Tafsir Ayat 7, Surat Al Israa

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا

Indonesia Terjemahan

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Transliterasi Bahasa Inggris

In ahsantum ahsantum lianfusikum wain asatum falaha faitha jaa waAAdu alakhirati liyasoooo wujoohakum waliyadkhuloo almasjida kama dakhaloohu awwala marratin waliyutabbiroo ma AAalaw tatbeeran

Tafsir Ayat 7

Allah menegaskan bahwa apabila Bani Israil berbuat baik, maka hasil kebaikan itu untuk mereka sendiri. Namun demikian, ketentuan yang terdapat dalam ayat ini tidak khusus untuk mereka sendiri, melainkan berlaku umum untuk seluruh manusia sepanjang masa. Dengan demikian, apabila manusia berbuat baik atau berbuat kebajikan, maka balasan dari kebajikan itu akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat. Kebaikan yang akan mereka terima di dunia ialah mereka akan menjadi umat yang kuat mempertahankan diri dari maksud jahat yang direncanakan oleh para musuh mereka. Mereka akan memperoleh kesempatan untuk melipatgandakan harta sebagai sarana hidup, dan melanjutkan keturunan sebagai khalifah di muka bumi. Mereka akan menjadi bangsa yang kuat, yang dapat mewujudkan budaya yang tinggi untuk lebih menggairahkan kehidupan mereka, dan menjamin kelancaran usaha dan ibadah mereka kepada Allah swt. Sedangkan kebahagiaan yang abadi adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang disediakan dan dijanjikan kepada mereka, sebagai bukti keridaan Allah swt atas kebajikan yang mereka lakukan. Apabila mereka berbuat jahat dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan wahyu dan fitrah kejadian mereka sendiri, seperti menentang kebenaran dan norma-norma dalam tata kehidupan mereka sendiri, maka akibat dari perbuatan mereka itu adalah kemurkaan Allah kepada mereka. Dengan demikian, mereka akan menjadi bangsa yang bercerai-berai karena diperbudak hawa nafsu, sehingga kelompok yang satu berusaha menundukkan kelompok yang lain. Itulah sebabnya mereka tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan diri mereka dari kehancuran dan maksud-maksud jahat musuh. Mereka akan menjadi bangsa yang tertindas dan terjajah. Sedang keburukan yang mereka rasakan di akhirat ialah azab api neraka sebagai siksaan yang paling pedih. Lalu Allah mengungkapkan kembali hukuman sebagai akibat kejahatan yang dilakukan Bani Israil untuk kedua kalinya. Pada saat itu, Allah membiarkan mereka dalam keadaan kacau-balau ketika musuh-musuh datang untuk menaklukkan mereka. Kekalahan kedua ini benar-benar mereka rasakan sebagai penderitaan yang tiada tara dan mempermalukan mereka. Musuh memasuki Masjidil Aqsa secara paksa dan sewenang-wenang untuk merampas kekayaan yang mereka simpan dan menghancurkan syiar-syiar agama mereka, seperti yang dilakukan pada penaklukan pertama. Dengan demikian, mereka merasakan penderitaan yang berlipat ganda. Mereka mengalami penderitaan materil berupa kehilangan kekuasaan, harta benda, dan wanita-wanita yang dijadikan tawanan oleh musuh. Mereka juga mengalami penderitaan moril karena tempat-tempat suci dan lambang-lambang kesucian agama mereka dilecehkan dan dihancurkan. Menurut sejarah, yang menghancurkan mereka untuk kedua kalinya adalah bangsa Romawi yang kemudian menguasai Palestina. Mereka membunuh dan menawan orang-orang Yahudi serta menghancurkan Baitul Makdis dan kota-kota yang lain. Kaisar Romawi pertama yang memasuki Baitul Makdis adalah Kaisar Titus pada tahun 70 Masehi. Ia membakar Masjidil Aqsa, dan merampas barang-barang berharga yang terdapat di dalamnya, sehingga dalam peristiwa ini kurang lebih 1 juta orang Yahudi tewas. Selanjutnya Kaisar Hadrianus yang memerintah dari tahun 117 sampai dengan 158 Masehi, juga menguasai Baitul Makdis dan melakukan berbagai tindakan perusakan di masjid itu. Hadrianus mengubah kota ini menjadi Aelina Capitolian (kota Aelina). Masjidil Aqsa diruntuhkan dan di atasnya didirikan sebuah bangunan yang dinamai Yupiter Capitolina. Lalu kerajaan Yahudi juga dihancurkan sehingga bangsa Yahudi tidak mempunyai kerajaan lagi. Mereka bercerai-berai ke segenap penjuru dunia. Peristiwa ini terjadi tahun 132 Masehi.

Jika kamu berbuat baik dengan menaati perintah Allah dan Rasul-Nya serta melakukan kebijakan kepada sesamanya, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri,karena balasan yang kamu peroleh dari kebaikan itu. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kerugian kejahatan itu juga untuk dirimu sendiri, karena akibat dari kejahatan akan menimpamu." Selanjutnya dinyatakan kejahatan yang kedua yang diperbuat oleh kaum Bani Israil dan azab Allah yang ditimpakan atas mereka dinyatakan dalam firmanNya, "Dan apabila datang saat hukuman kejahatan yang kedua, yang telah Kami tetapkan di dalam Kitab itu, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyiksamu sehingga menyuramkan wajah-wajahmu, akibat kesedihan dan penderitaan yang kamu alami, dan mereka, yakni musuhmusuhmu masuk ke dalam masjid, yakni Masjidil Aqsa, guna menyiksa dan membunuhmu sebagaimana mereka memasukinya pada kali pertama guna menyiksa dan membunuhmu akibat kejahatan kamu yang pertama, dan mereka memasukinya dengan tujuan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Kami katakan kepada mereka, "Bila kalian berbuat baik dan taat kepada Allah, maka kebaikan itu adalah untuk diri kalian di dunia dan di akhirat. Dan jika kalian berbuat maksiat, maka sebenarnya kalian telah merusak diri kalian sendiri. Ketika datang waktu pembalasan dari perbuatan jahat kalian yang terakhir--dari dua kali kejahatan yang telah kalian lakukan dalam membuat kerusakan di muka bumi--maka Kami datangkan musuh-musuh kalian untuk menorehkan bekas kejahatan, kehinaan dan kepedihan yang menyuramkan wajah-wajah kalian. Dan pada akhirnya mereka masuk Masjid Bayt al-Maqdis lalu merusaknya seperti pada kali pertama. Mereka juga akan memusnahkan apa yang mereka kuasai dengan sehabis-habisnya.

Kemudian Kami katakan (Jika kalian berbuat baik) dengan mengerjakan ketaatan (berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kalian sendiri (dan jika kalian berbuat jahat) dengan menimbulkan kerusakan (maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas kejahatan kalian. (Dan apabila datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) maka Kami kembali mengutus mereka (untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian sedih karena terbunuh dan tertawan hingga pengaruh kesedihan itu dapat terbaca dari roman muka kalian (dan mereka masuk ke dalam mesjid) yakni Baitulmakdis untuk menghancurkannya (sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya) dan menghancurkannya (pada kali pertama dan untuk menghancurkan) untuk mengadakan pembinasaan (terhadap apa saja yang mereka kuasai) yang dapat mereka kalahkan (dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang sehabis-habisnya. Ternyata mereka melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, yaitu dengan membunuh Nabi Yahya. Maka Allah mengirimkan untuk membinasakan mereka Raja Bukhtanashar. Raja Bukhtanashar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan mereka dan menahan anak cucu mereka serta memporak-porandakan Baitulmakdis.
Ayat 7 - Surat Al Israa: (إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم ۖ وإن أسأتم فلها ۚ فإذا جاء وعد الآخرة ليسوءوا وجوهكم وليدخلوا المسجد كما دخلوه أول...) - Indonesia